sampul buku |
Penulis bersama Istri dan Kamiluddin (pembicara) bersama istri Di GEMA ARA |
Muhannis (penulis |
Muhannis Ara, telah melauncing sebuah novel yang berjudul Karruq ri
Bantilang Pinisi. Novel berbahasa Makassar itu, dilauncing di Gedung
Masyarakat Desa Ara' Kecamatan Bonto Bahari, Bulukumba, Minggu
(26/6/2011), pagi tadi
Acara launching novel tersebut dihadiri oleh ratusan masyarakat Ara dan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang sedang mengadakan KKN di daerah itu.
Muhannis Ara mengatakan bahwa novel tersebut telah mulai direncanakan akan ditulis pada saat dia masih duduk di Kelas IV SD. Novel yang menceritakan secara fiksi sebuah pembuatan perahu phinisi yang perajinnya berasal dari Desa Ara, Bonto Bahari.
Selain itu, novel terbitan Ombak Jogjakarta ini, juga berkisah tentang romantika percintaan antara pemuda kampung Ara dan para sahi yang ketika itu sangat ketat dalam memegang keyakinan kulturalnya.
Desa Ara, adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba yang juga tanah kelahiran Muhannis Ara dan desa itu mempunyai catatan penting dalam sejarah bagi warga Bulukumba. Sebab desa itu muncul orang pandai membuat perahu phinisi.
"Saya telah bermimpi menuliskan sejarah Ara dalam bentuk Fiksi sejak kelas 4 SD yaitu tahun 1963 dan nanti tahun 2011 baru bisa terwujud," kata Muhannis Ara, saat melaunching buku itu, yang juga guru SMA Negeri 2 Kabupaten Sinjai.
Diungkapkan pula bahwa novel itu adalah kali pertama ada buku novel yang menggunakan Bahasa Makassar. Saat launching kemarin, warga setempat sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
Di tempat itu pula dipentaskan tari Salonreng, tari asli asal tanah komunitas Konjo di Bulukumba. Hadir sebagai pembicara Muhannis sebagai penulis novel, Arif Saenong budayawan yang juga penerima Celebes Award, Kamiluddin dan Sabrang Manurung, sebagai pemerhati pinisi, Andhika Mappasomba sebagai sastrawan muda asal Bulukumba, serta dan Jafar Palawang yang juga budayawan Bulukumba.
Beberapa waktu lalu Prof Rapi Tang, sebagai Guru Besar di UNM yang mengatakan bahwa Novel tersebut adalah Novel pertama yang berbahasa Makassar.
"Apa yang dilakukan Muhannis adalah sesuatu yang luar biasa bagi Ara itu sendiri dan Sulawesi selatan umummnya. Ini adalah sebuah prestasi dan capaian budaya," katanya yang diungkapkan Muhannis.
Acara launching novel tersebut dihadiri oleh ratusan masyarakat Ara dan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang sedang mengadakan KKN di daerah itu.
Muhannis Ara mengatakan bahwa novel tersebut telah mulai direncanakan akan ditulis pada saat dia masih duduk di Kelas IV SD. Novel yang menceritakan secara fiksi sebuah pembuatan perahu phinisi yang perajinnya berasal dari Desa Ara, Bonto Bahari.
Selain itu, novel terbitan Ombak Jogjakarta ini, juga berkisah tentang romantika percintaan antara pemuda kampung Ara dan para sahi yang ketika itu sangat ketat dalam memegang keyakinan kulturalnya.
Desa Ara, adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba yang juga tanah kelahiran Muhannis Ara dan desa itu mempunyai catatan penting dalam sejarah bagi warga Bulukumba. Sebab desa itu muncul orang pandai membuat perahu phinisi.
"Saya telah bermimpi menuliskan sejarah Ara dalam bentuk Fiksi sejak kelas 4 SD yaitu tahun 1963 dan nanti tahun 2011 baru bisa terwujud," kata Muhannis Ara, saat melaunching buku itu, yang juga guru SMA Negeri 2 Kabupaten Sinjai.
Diungkapkan pula bahwa novel itu adalah kali pertama ada buku novel yang menggunakan Bahasa Makassar. Saat launching kemarin, warga setempat sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
Di tempat itu pula dipentaskan tari Salonreng, tari asli asal tanah komunitas Konjo di Bulukumba. Hadir sebagai pembicara Muhannis sebagai penulis novel, Arif Saenong budayawan yang juga penerima Celebes Award, Kamiluddin dan Sabrang Manurung, sebagai pemerhati pinisi, Andhika Mappasomba sebagai sastrawan muda asal Bulukumba, serta dan Jafar Palawang yang juga budayawan Bulukumba.
Beberapa waktu lalu Prof Rapi Tang, sebagai Guru Besar di UNM yang mengatakan bahwa Novel tersebut adalah Novel pertama yang berbahasa Makassar.
"Apa yang dilakukan Muhannis adalah sesuatu yang luar biasa bagi Ara itu sendiri dan Sulawesi selatan umummnya. Ini adalah sebuah prestasi dan capaian budaya," katanya yang diungkapkan Muhannis.
Sumber : http://makassar.tribunnews.com/2011/06/26/muhannis-ara-launcing-novel-berbahasa-makassar-di-bulukumba
0 komentar:
Posting Komentar