Welcome My Blog Village


Diskusi Publik Mengenai Pinisi

Sabtu 25 Agustus 2012 bertempat di tanah kelahiran kapal pinisi yakni di desa Ara, kec. Bontobahari, forum pemerhati Ara-Lembanna melaksanakan diskusi publik mengenai pinisi dengan tema “ Pinisi : Sejarah, Budaya, dan Kesejahteraan Masyarakat

leang passea aset besar yang terabaikan

Leang (Gua) Passea di Kampung Ara, Kabupaten Bulukumba, adalah salah satu situs pekuburan kuno di Sulawesi. Di dalamnya, peti-peti mati yang dahulu tergantung di dinding gua, kini berserakan tak karuan bercampur tulang-belulang dan pecahan keramik kuno. .

Monumen Mandala Harusnya di Desa Ara, Bukan di Makassar

Monumen ini sepantasnya berada di Desa ara, pertanyaan selanjutanya kenapa desa Ara dianngap pantas menjadi tempat monumen mandala pembebasan Irian Barat.

KEPMA Ara-Lembanna Tolak Pembangunan Pabrik Peleburan Biji Besi Di Ara

Sejumlah mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam kerukunan pelajar dan mahasiswa Ara-Lembanna melakukan aksi di depan kantor Desa Ara, Kecamatan Bonto Bahari, mereka menenolak pembangunan pabrik peleburan biji besi, hari ini, Senin (9/4/2012)..

Foto-foto Pinisi Karya Orang Ara.

Senin, 24 Desember 2007

Dinas Kesehatan Belum Terima Laporan Terkait Kematian 3 Anak Akibat DBD


Kematian tiga bocah warga Dusun Lambua dan Dusun Pompantu, Desa Lembanna, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, akibat penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) dalam sebulan terakhir, ternyata tidak diketahui Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulukumba. 
Tiga korban meninggal itu adalah Indi (3,5), warga Dusun Pompantu. Indi meninggal di RSUD Andi Sultan Daeng Radja, Sabtu (22/12). Dua korban lainnya, Yogi (5), warga Dusun Pompantu dan Kajang (4,5) (bukan Melly seperti diberitakan sebelumnya) warga Dusun Lambua, meninggal beberapa waktu lalu.
 

 
Informasi meninggalnya tiga bocah ini dilaporkan Ketua Kerukunan Pelajar dan Mahasiswa Desa Ara-Lembanna (Kepma), Sudirjaya, akhir pekan lalu. Kepada Tribun, Sudirjaya menyesalkan dinas kesehatan yang lamban menangani penyebaran penyakit DBD sehingga menyebabkan korban meninggal. 
Dia juga mempertanyakan pungutan sebesar Rp 20 ribu per rumah jika rumah warga ingin penyemprotan, yang dibebankan petugas fogging.
 

Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, Rusni Sjufran, yang dikonfirmasi, Minggu (23/12), mengatakan, belum menerima laporan dari Puskesmas Bonto Bahari jika dalam satu bulan ini, sudah tiga warga Desa Lembanna meninggal akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypty ini.
 
"Saya belum mendapat laporan mengenai hal itu. Kalau benar sudah tiga yang meninggal, maka kami akan mengeceknya apakah mereka meninggal murni karena DBD atau karena komplikasi dengan penyakit lain," jelasnya.
 

Namun, sekitar sejam kemudian Rusni Sjufran mengontak Tribun dan mengatakan Puskesmas Bonto Bahari tidak mengetahui adanya warga yang meninggal akibat DBD.
 
Menurutnya, jika memang ada warga yang meninggal karena DBD, berarti mereka tidak pernah dibawa ke puskesmas untuk mendapat perawatan.
 

"Saya sudah menelepon Kepala Puskesmas Bonto Bahari, Nurbaya, namun ia juga tidak mengetahui adanya warga yang meninggal akibat penyakit ini. Saya sudah memerintahkan dia mencari alamat rumah ketiga korban itu dan mengecek kebenarannya," ujarnya.
 

Ia menambahkan, Desa Lembanna sudah pernah di-fogging sekali. Jika penyebaran penyakit ini di desa tersebut sudah pada tahap mengkhawatirkan, seharusnya masyarakat melapor ke puskesmas agar dilakukan tindakan pencegahan.
 
Dikatakan, fogging (pengasapan) adalah jalan terakhir yang dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit DBD. Namun, tidak tiap saat dinkes bisa melakukan fogging di seluruh pemukiman penduduk. Fogging baru dilakukan jika dinkes menerima laporan dari warga mengenai adanya penyebaran DBD di suatu pemukiman. Dinkes sama sekali tidak memungut biaya fogging.
 
"Oknum yang meminta bayaran Rp 20 ribu per rumah mungkin dari pihak swasta. Dinkes sudah pernah melarang pihak swasta melakukan fogging di rumah-rumah warga jika meminta bayaran," jelasnya.
 
(Tribun)
 


Minggu, 23 Desember 2007

Terserang DBD, Tiga Warga Desa Lembanna Meninggal


Tiga warga Desa Lembanna, Kecamatan Bontobahari, Bulukumba meninggal dunia. Ketiga warga Bulukumba itu, Indi, Melly, dan Ogi, diduga meninggal karena terserang demam berdarah dengue (DBD).

Warga di wilayah bagian timur Bulukumba ini semakin khawatir penyakit ini akan merenggut korban lagi.
 
"Kami semua khawatir apalagi dinas kesehatan belum ada tindakan setelah kejadian ini," kata salah seorang warga, Sudirjaya, hari ini.

Sudirjaya yang juga Ketua Kerukunan Pelajar dan Mahasiswa Ara-Lembanna ini menyayangkan belum adanya respon dari dinas kesehatan setempat. Padahal, kata Sudirjaya, penyakit yang penularannya melalui nyamuk Aedes Aegypti ini sudah mewabah.

Warga berharap sebelum korban semakin banyak, dinas kesehatan segera mengambil tindakan. Korban terakhir, Indi, yang usianya 3,5 tahun meninggal setelah sebulan terserang demam berdarah.

Balita ini meninggal dunia di Rumah Sakit Umum (RSU) Sultan Daeng Radja Bulukumba. (Tribun)

Sumber : 
http://dinkes-sulsel.go.id/view.php?id=321&jenis=Bulukumba