Welcome My Blog Village


Diskusi Publik Mengenai Pinisi

Sabtu 25 Agustus 2012 bertempat di tanah kelahiran kapal pinisi yakni di desa Ara, kec. Bontobahari, forum pemerhati Ara-Lembanna melaksanakan diskusi publik mengenai pinisi dengan tema “ Pinisi : Sejarah, Budaya, dan Kesejahteraan Masyarakat

leang passea aset besar yang terabaikan

Leang (Gua) Passea di Kampung Ara, Kabupaten Bulukumba, adalah salah satu situs pekuburan kuno di Sulawesi. Di dalamnya, peti-peti mati yang dahulu tergantung di dinding gua, kini berserakan tak karuan bercampur tulang-belulang dan pecahan keramik kuno. .

Monumen Mandala Harusnya di Desa Ara, Bukan di Makassar

Monumen ini sepantasnya berada di Desa ara, pertanyaan selanjutanya kenapa desa Ara dianngap pantas menjadi tempat monumen mandala pembebasan Irian Barat.

KEPMA Ara-Lembanna Tolak Pembangunan Pabrik Peleburan Biji Besi Di Ara

Sejumlah mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam kerukunan pelajar dan mahasiswa Ara-Lembanna melakukan aksi di depan kantor Desa Ara, Kecamatan Bonto Bahari, mereka menenolak pembangunan pabrik peleburan biji besi, hari ini, Senin (9/4/2012)..

Foto-foto Pinisi Karya Orang Ara.

Senin, 28 Maret 2011

Phinisi, Sumbangan Butta Panrita Lopi untuk Dunia

Dalam setiap kesempatan pengisian biodata, selalu ada pertanyaan dengan label (wajib diisi), nah sebenarnya pertanyaan ini yang selalu saya jawab dengan penuh kebanggaan. Kenapa tidak karena pertanyaannya adalah Tempat lahir. Kuisi dengan sangat hati-hati dan penuh kebanggaan “BONTOBAHARI’.

Ada apa dengan tempat tersebut? Jika anda pernah berkunjung kemari.. anda pasti tau jawabannya. Iya, benar.. karena ditempat inilah perahu kebanggaan Indonesia dilahirkan “PHINISI NUSANTARA”

BONTOBAHARI

Berarti “Tanah Laut”, tempat ini adalah surga bagi para nelayan, mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya pada laut. Maka, jangan heran tentang kepiawaian penduduk setempat merakit kapal laut dan kehebatannya dalam membangun tradisi bahari selama ratusan tahun. Tempat ini berada sekitar 200km dari selatan kota Makassar. Nah, karena tangan-tangan kreatif inilah, lahir julukan Butta Panrita Lopi (Negeri para pembuat Perahu).

MITOLOGI PERAHU PHINISI

13013029561610665338

Kisah tentang perahu Phinisi dari desa tanah beru dan desa Bira (kec,bontobahari Bulukumba Sul-sel) adalah sebuah Legenda. Kisah mereka bukanlah sesuatu yang asing lagi. Namun jarang yang mengetahui tentang bagaimana sejarah dan tradisi panjang ini dibangun oleh nenek moyang, pun dengan kehebatan Para pelaut ulung tersebut. Budaya tersebut didasarkan pada penciptaan perahu pertama oleh nenek moyang mereka.

alkisah dalam mitologi masyarakat tanah beru, nenek moyang mereka menciptakan sebuah perahu yang lebih besar untuk mengarungi lautan, membawa barang-barang dagangan dan menangkap ikan. Saat perahu pertama dibuat, dilayarkanlah perahu di tengah laut. Tapi sebuah musibah terjadi di tengah jalan. Ombak dan badai menghantam perahu dan menghancurkannya. Bagian badan perahu terdampar di dusun ara, layarnya mendarat di tanjung bira dan isinya mendarat di tanah lemo.

Peristiwa itu seolah menjadi pesan simbolis bagi masyarakat desa ara. Mereka harus mengalahkan lautan dengan kerjasama. Sejak kejadian itu, orang ara hanya mengkhususkan diri sebagai pembuat perahu. Orang bira yang memperoleh sisa layar perahu mengkhususkan diri belajar perbintangan dan tanda-tanda alam. Sedangkan orang lemo-lemo adalah pengusaha yang memodali dan menggunakan perahu tersebut. Tradisi pembagian tugas yang telah berlangsung selama bertahun-tahun itu akhirnya berujung pada pembuatan sebuah perahu kayu tradisional yang disebut phinisi.

Kini keyakinan mistis terhadap mitologi kuno itu masih kental dalam setiap proses pembuatan phinisi. Diawali dengan sebuah ritual kecil, perahu phinisi dibuat setelah melalui upacara pemotongan lunas. Upacara itu dipimpin seorang pawang perahu yang disebut panrita lopi.Berbagai sesaji menjadi syarat yang tak boleh ditinggalkan dalam upacara ini seperti semua jajanan harus berasa manis dan seekor ayam jago putih yang masih sehat. Jajanan menimbulkan keinginan dari pemilik agar perahunya kelak mendatangkan keuntungan yang tinggi. Sedikit darah dari ayam jago putih ditempelkan ke lunas perahu. Ritual itu sebagai simbol harapan agar tak ada darah tertumpah di atas perahu yang akan dibuat.

Kemudian, kepala tukang memotong kedua ujung lunas dan menyerahkan kepada pemimpin pembuatan perahu. Potongan ujung lunas depan di buang ke laut sebagai tanda agar perahu bisa menyatu dengan ombak di lautan. Sedang potongan lunas belakang di buang ke darat untuk mengingatkan agar sejauh perahu melaut maka dia harus kembali lagi dengan selamat ke daratan. Pada bagian akhir, panrita lopi mengumandangkan doa-doa ke hadapan sang pencipta.

arsitektur perahu phinisi

Sejak tahun 1906, perahu phinisi tlah membanggaakan nama Indonesia di dunia internasional. Perahu ini merupakan bentuk termodern dari bentuk termodern dari kapal tradisional dari Orang-orang bugis makassar yang tlah melelui proses Evolusi.

Kapal itu dibuat sebagai perahu layar dengan dua tiang dan tujuh hingga delapan helai layar. Pada umumnya perahu ini berukuran kecil dengan daya muat antara 20 hingga 30 ton dan panjang antara 10 hingga 15 meter. Hampir keseluruhan pembuatan perahu dilakukan dengan teknik-teknik sederhana dan mengunakan tenaga mesin yang sangat minim.

1301303076491586964

· Anjong = segitiga di depan sebagai penyeimbang.

· Sombala = layar utama, berukuran besar mencapai 200 m.

· Tanpasere = layar kecil berbentuk segitiga ada di setiap tiang utama.

· Cocoro pantara = layar pembantu ada di depan

· cocoro tangnga = layar pembantu ada di tengah

· tarengke = layar pembantu di belakang.

Pelayaran Internasional Phinisi

Dunia telah mencatat keberhasilan Phinisi dalam menaklukkan pelayaran ganas mentusuri Samudera Fasifik menuju Vancouver Kanada. Bayangkan samudera yang terkenal mematikan ini ditaklukkan oleh Perahu yang terbuat dari kayu, PHINISI NUSANTARA. Bagi kebanyakan orang, misi ini adalah bunuh diri, namun Sang Capt.Gita Ardjakusuma bersama 11 awak kapalnya brhasil selamat dan membawa phinisi bersandar di Vancouver.

1301303161709743080(photo para awak kapal bersama President Soeharto sebelum dilepas ke Vancouver)

13013034761941152216Photo penyambutan para awak kapal Phinisi di Vancouver Kanada)

itu adalah kisah puluhan tahun yang lalu. Misi pelayaran phinisi nusantara dirancang guna berpartisipasi pada expo ’86 yang diselenggarakan di vancouver, kanada. Keseluruhan proyek pelayaran ini diprakarsai dan dikelola oleh yayasan phinisi indonesia raya (ypir) yang ketuai laksamana tni (purn) soedomo. Kapal yang memiliki panjang 37 meter dan berbobot 120 ton ini memulai pelayaran bersejarahnya pada tanggal 9 juli 1986.

Bertolak dari dermaga perikanan muara baru, jakarta utara dengan tujuan vancouver. Rute pelayaran yang dilalui sungguh berat dengan ombak yang dikabarkan hingga setinggi 7 meter. Jauh lebih tinggi dibanding tiang listrik. Apalagi menurut capt. Gita, mereka harus berlayar melawan angin. Setelah menempuh pelayaran sejauh 10.600 mil yang memakan waktu selama 68 hari akhirnya mereka dengan sukses mencapai tujuan, vancouver.
Di pelabuhan marine plaza, kapal beserta awaknya banyak mendapat sambutan dari masyarakat vancouver. Kabarnya setiap harinya kapal ini dikunjungi tidak kurang dari 3.000 orang pengunjung. Terlebih pada tanggal 21 september 1986, phinisi nusantara didatangi 25.000 pengunjung.

Kota vancouver memang meiliki sejarah bahari yang cukup panjang. Bagi mereka, kedatangan phinisi nusantara, sebuah kapal kayu dengan reputasi internasional yang berhasil menyeberangi samudera pasifik ini benar-benar mendapat perhatian yang penuh antusias. Dikabarkan, kedatangan phinisi nusantara di arena expo ’86 itu dengan serta-merta langsung membuat stand indonesia yang semula jarang didatangi orang mendadak dipenuhi pengunjung.

Bahkan stand indonesia mendapat sebuah penghargaan berupa paku rel kereta api yang merupakan simbol peringatan 100 tahun trans canada yang menjadi lambang transportasi masa lalu. Penghargaan ini hanya diberikan kepada 3 negara peserta expo ’86 yang dinilai paling spektakuler. Phinisi nusantara waktu itu benar-benar melambungkan nama indonesia di mata internasional.

Save Phinisi

Berkaitan dengan cerita kapal phinisi ini, pernah ada kekhawatiran dari orang-orang di bulukumba, sulawesi selatan, bahwa rancang bangun kapal phinisi akan didaftarkan hak patennya oleh negara asing. Mengingat sentra-sentra pembuatan perahu atau kapal phinisi yang terbesar di dunia justru terletak diluar indonesia.

Contohnya sentra-sentra itu malah berada di beberapa negara seperti jepang, australia, malaysia dan brunei. Sebelumnya, bulukumba sudah terlebih dahulu terkenal sebagai penghasil kapal phinisi dengan kualitas terbaik.

Indonesia dewasa ini memang sedang penuh dengan hiruk pikuk kepentingan dari banyak pihak. Hal-hal yang seharusnya diperhatikan malah jadi diabaikan. Hal-hal yang pernah membuat negeri ini bangga, sekarang sudah dilupakan. Padahal sebagian besar wilayah kita adalah lautan. Tapi justru di lautan kita makin tertinggal. Seperti nasib phinisi nusantara yang kini terlunta-lunta meskipun pernah mencetak prestasi yang luar biasa. Dan mungkin sudah banyak orang indonesia yang tidak ingat lagi lagu “nenek moyangku orang pelaut”.

Mereka dibalik ketangguhan Phinisi

1301304058292514956

(para pekerja yang berasal dari desa Ara, kec.bontobahari, Sulsel. mereka menggantungkan hidup pada pekerjaan yang diturunkan oleh nenek moyang mereka, sungguh penuh dedikasi tanpa seharipun berlibur)


13013042291001878735
(perahu phinisi dalam proses pembuatan, sekitar 5 bulan lagi, kapal ini akan ke Belanda. dipesan oleh salah satu pengusaha yang hendak menjadikannya keperluan pariwisata)

Demikianlah. semoga bermanfaat.

salam

Budiman Sukma.

makassar 28-03-2011.

Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2011/03/28/phinisi-sumbangan-butta-panrita-lopi-untuk-dunia/

Jumat, 25 Maret 2011

An Original Manuscript Lontara from 15th Century

There is a current assuming  that modernization increasingly eroding the local culture. No doubt if the young generation now growing far left from local identity, including familiar with Lontara characters which is the traditional heritage of Bugis-Makassar.
But that assumption do not want accept by Muhannis. A high school German teacher who also future generations of Sinjai Ara kingdom at Bulukumba. He wont to see the script  Lontara truly extinct.
Departing from his love of reading text-heated Lontara sit on the bench since the third grade elementary school in 1967, he began collecting manuscripts Lontara legacy of her grandparents from the land of their ancestors in Ara, Bulukumba.
Today his collection of manuscripts collected Lontara which claimed as many as 20 pieces can be accounted for authenticity. He claimed his ancient manuscripts there Lontara oldest ata derived from 15th century, it’s about 1667.

muhannis and lontara book
Lontara ANCIENT MANUSCRIPT. Muhannis shows ancient manuscripts from his collection at his residence, Jl Sungai Tangka, Sinjai

“The text of the oldest ancient Lontara my collection contains teachings about astronomy,” says the man who born in Ara, Bulukumba 49 years ago. Cosmography that people of Bugis-Makassar used  in the past to know the signs of when the rainy season, dry season or planting season coming.


Ada saat ini dengan asumsi bahwa modernisasi semakin mengikis budaya lokal. Tidak diragukan lagi jika generasi muda sekarang tumbuh paling kiri dari identitas lokal, termasuk akrab dengan karakter Lontara yang merupakan warisan tradisional Bugis-Makassar.

Tetapi asumsi yang tidak ingin menerima dengan Muhannis. Seorang guru sekolah menengah Jerman yang juga generasi masa depan Sinjai Ara kerajaan di Bulukumba. Dia wont melihat Lontara naskah benar-benar punah.

Berangkat dari kecintaannya membaca teks-panas duduk di bangku Lontara sejak sekolah dasar kelas tiga pada tahun 1967, ia mulai mengumpulkan naskah Lontara warisan dari kakek-neneknya dari tanah leluhur mereka di Ara, Bulukumba.

Saat ini koleksi manuskrip yang dikumpulkan Lontara yang diklaim sebanyak 20 buah dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. Ia mengaku naskah kuno di sana Lontara ata tertua berasal dari abad ke-15, ini tentang 1667.


muhannis dan buku lontara

Lontara KUNO NASKAH. Muhannis menunjukkan manuskrip kuno dari koleksi di kediamannya, Jl Sungai Tangka, Sinjai

"Naskah kuno Lontara tertua koleksi saya berisi pengajaran tentang astronomi," kata pria yang lahir di Ara, Bulukumba 49 tahun yang lalu. Kosmografi bahwa orang-orang Bugis-Makassar yang digunakan di masa lalu untuk mengetahui tanda-tanda ketika musim hujan, musim kemarau atau musim tanam mendatang.

Sumber : http://sinjai-tourism.com/2011/03/23/an-original-manuscript-lontara-from-15th-century/